Sabtu, 25 Januari 2014

Shalat Qashar dan Jama'



a.      Shalat Qashar
Bagi orang yang dalam perjalanan bepergian, dibolehkan menyingkat shalat wajib yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat dengan syarat sebagai berikut:
1.       Jarak perjalanan sekurang-kurangnya dua hari perjalanan kaki atau dua marhalah (yaitu sama dengan 16 farsah  138 km).
2.       Bepergian bukan untuk maksiat.
3.       Shalat yang boleh diqashar hanya shalat yang empat rakaat saja dan bukan qadha.
4.       Niat mengqashar pada waktu takbiratul ihram.
5.       Tidak makmum kepada orang yang bukan musafir.
Menurut Abd. Rahman Al-Jaziri dalam Kitabul Fiqih “Alal Madzahibil Arba’ah, dinayatakan (16 farsah  81 km)
b.      Shalat Jama’
Shalat jama’ adalah shalat yang dikumpulkan, misalnya dzuhur dengan ashar, maghrib dengan isya’, di dalam satu waktu.
Cara melakukan shalat jama’ itu ada dua macam:
1.       Jika shalat zhuhur dengan ashar dikerjakan pada waktu zhuhur atau maghrib dengan isya’ dilakukan pada waktu maghrib, maka jama’ semacam itu disebut “Jama’ Taqdim”.
2.       Jika dilakukan sebaliknya disebut “Jama’ Ta’khir,” misalnya zhuhur dan asar dikerjakan pada waktu ashar dan maghrib dengan isya’ dikerjakan pada waktu isya’.
Syarat jama’ taqdim
1.       Dikerjakan dengan tertib, yakni dengan shalat yang pertama misalnya zhuhur dahulu, kemudian ashar dan maghrib dahulu kemudian isya’.
2.       Niat jama’ dilakukan pada shalat pertama.
3.       Berurutan antara keduanya; yakni tidak boleh disela dengan shalat sunah atau lain-lain perbuatan.
Syarat jama’ ta’khir
1.       Niat jama’ ta’khir dilakukan pada shalat pertama.
2.       Masih dalam perjalanan tempat datangnya waktu yang kedua.

c.       Jama’ dan Qashar
Musafir yang memenuhi syarat-syarat yang telah disebutkan di atas boleh mengerjakan shalat jama’ dan qashar sekaligus, yaitu mengumpulkan shalat dan memendekkannya.
Lafal niat qashar dengan jama’
1.       Shalat zhuhur jama’ taqdim

 
Ushallii fardhazh-zhuhri rak’ataini qashran majmuu’an ilaihil-‘ashru adaa’an lillahi ta’aalaa.
“Aku niat shalat fardhu zhuhur dua rakaat qashar, dengan jama’ sama ashar fardhu karena Allah Ta’ala.”

2.       Shalat ashar jama’ taqdim

 
Ushallii fardhal-‘ashri  rak’ataini qashran majmuu’an ilazh-zhuhri adaa’an lillahi ta’aalaa.
“Aku niat shalat fardhu ashar dua rakaat qashar dan jama’ sama zhuhur, fardhu karena Allah Taala”.

3.       Shalat zhuhur jama’ ta’khir
 
Ushallii fardhazh-zhuhri  rak’ataini qashran majmuu’an ilal-‘ashri adaa’an lillahi ta’aalaa.
“Aku niat shalat zhuhur dua rakaat qashar dan jama’ sama ashar, fardhu karena Allah Taala”.

4.       Shalat ashar jama’ ta’khir
 
Ushallii fardhal-‘ashri  rak’ataini qashran majmuu’an ilaihizh-zhuhru adaa’an lillahi ta’aalaa.
“Aku niat shalat ashar dua rakaat qashar dan jama’ sama zhuhur, fardhu karena Allah Taala”.

5.       Shalat maghrib jama’ taqdim
 
Ushalli fardhal-maghribi tsalaatsa raka’aatin majmuu’an ilaihil-‘isyaa’u adaa’an lillaahi ta’aalaa.
“Aku niat shalat maghrib tiga rakaat jama’ sama isya’, fardhu karena Allah Taala”.

6.       Shalat isya’ jama’ taqdim
 armina
Ushalli fardhal-‘isyaa’i  rak’ataini qashran  majmuu’an ilal-maghribi adaa’an lillahi ta’aalaa.
“Aku niat shalat maghrib tiga rakaat jama’ sama isya’, fardhu karena Allah Taala”.

NB. mohon koreksinya bila ada yang salah. trims.

Kamis, 23 Januari 2014

SHALAT

A.      Arti Shalat
Shalat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan di dalam beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan syara’.
1.       Dalil yang mewajibkan shalat
Dalil yang mewajibkan shalat banyak sekali, baik dalam Al-Qur’an maupun dalam hadits Nabi Muhammad saw.
Dalil ayat-ayat Al-Qur’an yang mewajibkan shalat antara lain:
 
Wa aqiimush-shalaata wa aatuz-zakaata warka’un ma’arraaki’iin.
“Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk.” (QS. Al Baqarah/2:43)
 
Wa aqimish-shalaata innash-shalaata tanhaa ‘anil-fahsyaa’iwal-munkar.
“Dan laksnakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al ‘Ankabuut/29: 45)
Perintah shalat ini hendaklah ditanamkan ke dalam hati dan jiwa anak-anak dengan cara pendidikan yang cermat, dan dilakukan sejak kecil, sebagimana tersebut dalam hadits Nabi Muhammad saw, sebagi berikut:
 
"Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukullah mereka saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka." (HR. Abu Dawud)

2.       Syarat-syarat wajib shalat
a.       Beragama Islam
b.      Sudah baligh
c.       Berakal
d.      Suci dari hadi dan nifas
e.      Telah mendengar ajakan dakwah Islam.
3.       Syarat-syarat sah shalat
a.       Suci dari dua hadast (kecil dan besar)
b.      Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat najis
c.       Menutup aurat
d.      Masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing shalat
e.      Menghadap kiblat
f.        Mengetahui mana yang fardhu dan mana yang sunah
g.       Menjauhi perkara-perkara yang membatalkan shalat.
4.       Rukun shalat
a.       Niat
b.      Takbiratul ihram
c.       Berdiri tegak bagi yang berkuasa ketika shalat fardhu. Boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sakit
d.      Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat
e.      Rukuk, dengan tumakninah
f.        I’tidal dengan tumakninah
g.       Sujud dua kali dengan tumakninah
h.      Duduk diantara dua sujud dengan tumakninah
i.         Duduk tasyahud akhir
j.        Membaca tasyahud akhir
k.       Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw ketika tasyahud akhir
l.         Membaca salam yang pertama
m.    Tertib. Berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut
5.       Yang membatalkan shalat
a.       Berhadats
b.      Terkenan najis yang tak dimaafkan
c.       Berkata-kata dengan sengaja walaupun dengan satu huruf yang memberikan pengertian
d.      Terbukanya aurat, apabila tidak ditutup seketika
e.      Mengubah niat. Misalnya ingin memutuskan shalat
f.        Makan atau minum meskipun sedikit
g.       Bergerak berturut-turut tiga kali
h.      Melompat dengan keras walaupun sekali
i.         Membelakangi kiblat
j.        Menambah rukun yang berupa perbuatan. Seperti rukuk dan sujud
k.       Tertawa terbahak-bahak
l.         Mendahului imam dengan dua rukun fi’li dan tertinggal dua rakaat fi’li tanpa uzur
m.    Murtad, artinya keluar dari Islam